Kamis, 25 April 2013

Sejarah Istilah Kata 'Reggae'

Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.


reggae

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.


Jamaika

Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.

Sejarah gerakan penyadaran identitas kaum kulit hitam, yang kemudian bertemali erat dengan keberadaan musik reggae, mulai disemai pada awal abad ke-20. Adalah Marcus Mosiah Garvey, seorang pendeta dan aktivis kulit hitam Jamaika, yang melontarkan gagasan “Afrika untuk Bangsa Afrika…” dan menyerukan gerakan repatriasi (pemulangan kembali) masyarakat kulit hitam di luar Afrika. Pada tahun 1914, Garvey mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA), gerakan sosio-religius yang dinilai sebagai gerakan kesadaran identitas baru bagi kaum kulit hitam.

Pada tahun 1916-1922, Garvey meninggalkan Jamaika untuk membangun markas UNIA di Harlem, New York. Konon sampai tahun 1922, UNIA memiliki lebih dari 7 juta orang pengikut. Antara tahun 1928-1930 Garvey kembali ke Jamaika dan terlibat dalam perjuangan politik kaum hitam dan pada tahun 1929 Garvey meramalkan datangnya seorang raja Afrika yang menandai pembebasan ras kulit hitam dari penindasan kaum Babylon (sebutan untuk pemerintah kolonial kulit putih—merujuk pada kisah kitab suci tentang kaum Babylon yang menindas bangsa Israel). Ketika Ras Tafari Makonnen dinobatkan sebagai raja Ethiopia di tahun 1930, yang bergelar HIM Haile Selassie I, para pengikut ajaran Garvey menganggap Ras Tafari sebagai sosok pembebas itu. Mereka juga menganggap Ethiopia sebagai Zion—tanah damai bak surga—bagi kaum kulit hitam di dalam maupun luar Afrika. Ajaran Garvey pun mewujud menjadi religi baru bernama Rastafari dengan Haile Selassie sebagai sosok yang di-tuhan-kan.

Pada bulan April 1966, karena ancaman pertentangan sosial yang melibatkan kaum Rasta, pemerintah Jamaika mengundang HIM Haile Selassie I untuk berkunjung menjumpai penghayat Rastafari. Dia menyampaikan pesan menyediakan tanah di Ethiopia Selatan untuk repatriasi Rasta. Namun Haile Selassie juga menekankan perlunya Rasta untuk membebaskan Jamaika dari penindasan dan ketidak adilan dan menjadikan Rastafari sebagai jalan hidup, sebelum mereka eksodus ke Ethiopia.

Tahun-tahun setelahnya kredo gerakan tersebut makin tersebar luas, yakni “Bersatunya kemanusiaan adalah pesannya, musik adalah modus operandinya, perdamaian di bumi seperti halnya di surga (Zion) adalah tujuannya, memperjuangkan hak adalah caranya dan melenyapkan segala bentuk penindasan fisik dan mental adalah esensi perjuangannya.” Ketika Bob Marley menjadi pengikut Rastafari di tahun 1967 dan setahun kemudian disusul kelahiran reggae, maka modus operandi penyebaran ajaran Rastafari pun ditemukan: reggae!

Biography bob Marley atau bernama lengkap Robert nesta Marley
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika.

Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika.

Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.

Rabu, 28 Maret 2012

CARA MEMBUAT POWER SUPPLY ( ADAPTOR ) UNTUK PEMULA

CARA MEMBUAT POWER SUPPLY ( ADAPTOR ) UNTUK PEMULA
Power supply atau adaptor adalah perangkat yang bisa mengkonversi tegangan AC menjadi DC. Alat ini bisa dibilang sebagai kebutuhan primer untuk para pecinta elektronik. Komponen-komponen adaptor adalah:

  1. Trafo (Transformator)
  2. Dioda
  3. Elco (Elektrolit Condensator)
  4. Saklar
  5. jack ac
  6. led (pilihan)
  7. resistor (pilihan)
  8. Jepit buaya (pilihan)
  9. chasing (pilihan)
Trafo
Trafo atau transformator berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Trafo dibagi menjadi 2 yaitu treafo CT dan Bukan CT. Trafo ini harganya cukup mahal tergantung dari besarnya Arus (ampere), semakin besar arus semakin mahal pula harganya.














Dioda
Dioda digunakan untuk menyearahkan arus, dari arus AC menjadi arus DC










Elco
Elco (Elektrolit Condensator) digunakan untuk memfilter tegangan yang keluar dari dioda, atau untuk menghilangkan riak riak gelombang arus DC.













SaklarSaklar seperti kita ketahui digunakan untuk mnyambung atau memutus kontak listrik.












Berikut merupakan rangkaian adaptor dengan trafo CT dan bukan CT

Rangkaian adaptor dengan trafo non CT








Rangkaian adaptor dengan trafo CT








Minggu, 11 Maret 2012

laporan dasar las


BAB I
PENDAHULUAN

A.Pengertian


Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam sejenis maupun tidak sejenisdengan mencairkan logam tersebut di atas atau di bawah titik leburnya disertai denganatau tanpa tekanan dan disertai atau tidak disertai dengan logam pengisi.


B.Proses Pengelasan

Ada berbagai macam Proses Pengelasan, tetapi yang akan dibahas dalam laporan iniadalah pengelasan dengan gas.

·                         Pengelasan Dengan Gas

Pengelasan dengan gas adalah proses pengelasan dimana digunakan campuran gassebagai sumber panas.
Nyala gas yang banyak digunakan adalah gas alam, asetilen danhidrogen yang dicampur dengan oksigen.


1.      Nyala Oksiasetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa mencapai 3500 Celcius. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara. Gas asetilen
C2H2
 dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :

C2H2 + 2 H2O è Ca(OH)2 + C2H2
Kalsium                  air                            Kapur                      gas asetilen

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabungasetilen mampu menahan tekanan sampai 1,7 MPa.

Skema nyala las dan sambungangasnya bisa dilihat pada gambar berikut

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :





http://htmlimg4.scribdassets.com/336u4uxj7kti1kw/images/4-e914b4ce64.jpg 








Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 Dengan oksigen yang diambil dari udara.

Nyala reduksi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akandijumpai tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat kerucutantara yang berwarna keputih-putihan. Nyala jenis ini cocok digunakan untuk  pengelasan logam Monel, Nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous

Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya miripdengan nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu. Keuntungan las oksiasetilen sangat banyak, peralatan relative murah danmemerlukan pemeliharaan minimal, dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik ataudi bengkel ± bengkel. Hamper semua jenis logam dapat dilas dan alat ini dapat digunakanuntuk pemotongan maupun untuk penyambungan.

2.      Pengelasan Oksihidrogen

Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000 Celcius, lebih rendah dari oksigen-asetilen. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan dengantitik cair yang rendah. Meskipun peralatan yang digunakan sama, pengaturan pada pengelasan hydrogen lebih sulit, karena perbandingan gas yang berbeda tidak menimbulkan warna nyala yang berlainan

3.      Pengelasan Udara-Asetilen

Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah.

·                         LasBusur Listrik 

Penggunaan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listrik terjadi karenaadanya loncatan elektron dari elektrode melalui udara ke benda kerja. Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi elektron dan ion positif.Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc).Pengelasan busur adalah pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yangterjadi antara elektroda dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair dandiendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las. Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi aliran

arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur. Panas pada busur bisa mencapai 5.500 Celcius. Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlahyang sangat besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungidari sinar ultra violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu,menangkal cahaya tersebut demi keselamatan kerja.Skema las busur bisa dilihat pada gambar dibawah ini:




http://htmlimg2.scribdassets.com/336u4uxj7kti1kw/images/6-3b1ed462ca.jpg
 


















C. Gerakan eletroda


Ada 3 macam gerakan elektroda pada manual welding  seperti yang ditunjukkan padagambar di bawah ini: Gambar Gerakan elektroda

·         oGerakan 1 : Merupakan gerakan feeding ke bawah, bila terlalu cepat elektroda akanmelekat pada benda kerja, sehingga pengelasan akan terhenti, tetapi jika terlalu lambat,maka arus akan terputus.

·         oGerakan 2 : Bila gerakan terlalu cepat, maka waktu peleburan kurang sehingga penetrasi kurang. Tetapi jika terlalu lambat, maka las terlalu tebal, sehingga kawat las boros, kekuatan dan kecepatan las kurang dan juga dapat menyebabkan overheating pada benda kerja.

·         oGerakan 3 : Digunakan untuk mengisi kampuh las yang lebar. Gerakan ini ada beberapa macam seperti terlihat pada gambar diatas





BAB II
 PROSES PENGELASAN

A.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.           Waktu

Proses pengelasan dilaksanakan pada saat hari bengkel produktif yaitu setiap hari selasa dan jum’at..


2.           Tempat

Lokasi pengelasan  bengkel Teknologi Pengelasan Kapal.


3.           Tujuan Pelaksanaan

1.       Memahami prinsip pengelasan las gas
2.       Memahami macam posisi pengelasan dengan hasil sesuai standar.3. Mengamati proses pengelasan untuk membandingkan teori dengan praktek dilapangan.


B. Perangkat Las Gas

Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas adalah:

1.       K abel elektroda dan selang
2.       Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
3.       Tabung gas oksigen dan asetilen
4.       Stang las (welding torch)
5.       Regulator gas lindung
6.       Kawat las
7.       Aksesoris lain yang diperlukan untuk keamanan, misal kacamata, dll.



C. Proses Pengelasan Dengan Gas

Pengelasan dengan gas merupakan proses pengelasan yang menggunkan campurangas sebagai sumber panas. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1.       Menyiapkan perangkat las gas

2.       Mengeset perangkat las gasUntuk mengeset mesin las gas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.Periksalah kabel-kabel las apakah sudah terpasang kencang padasambungannya. 
b.Periksalah juga apakah kabel yang bersangkutan terdapat keausan padasambungan. Jika ada segera perbaiki karena serabut yang putus akan berakibat pada kerusakan dalam kabel konduksi.
c.Jika kabel melintang di jalan, sebaiknya tepikan jangan sampai mengganggu jalan.
d.Periksalah selang gas lindung apakah sudah kencang terpasang padasalurannya.

3.       Menyalakan ujung las
Dalam las gas oksida asetilen, menyalakannya dengan cara memercikan api padaujung las, misalnya dengan korek api.

4.       Mengatur nyala Gas

Nyala gas yang digunakan dalam pengelasan knalpot tersebut adalah gas asetilendan hidrogen yang dicampur dengan oksigen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 Celcius.Pada waktu pengelasan, penulis mengamati bahwa jenis nyala gasnya adalah nyala netral
atau nyala normal, karena digunakan untuk pengelasan knalpot yang jenis bahannyatermasuk dalam ferous. Dalam mengatur nyala gas, operator memutar sumbu pada selangsampai mengahsilkan nyala netral, seperti terlihat pada gambar di samping

5.       Posisi PengelasanPenulis mengamati bahwa dalam proses pengelasan knalpot tersebut, operator mengelas dengan menggunakan dua posisi, yaitu:

flat position dan vertical position.
Halini karena benda knalpot berbentuk silinder sehingga operator menggunakan dua posisi pada bagian benda/knalpot yang berbeda.

6.       Melelehkan kawat lasYaitu dengan cara menempelkan kawat las pada bagian benda yang akan di lasdan dilelehkan dengan nyala api.

7.       Mematikan nyala gasSetelah pengelasan selesai, matikan nyala gasnya dan hentikan pengelasan untuk sementara.

8.       Finishing,yaitu meratakan permukaan bekas pengelasan yang tidak rata dengan denganmenggunakan gerinda mesin.


9.       PengecekanMerupakan langkah terakhir dimana benda dicek terlebih dahulu apakah adakecacatan pada hasil lasan. Jika masih ada kecacatan, maka perbaiki dengan melakukan pengelasan kembali pada bagian yang cacat
10.    





BAB III

 PENUTUP


A.        Kesimpulan


1.       Proses pengelasan memerlukan ketelitian, kesabaran dan kehati ± hatian .

2.       Untuk melakukan pengelasan dibutuhkan ketrampilan yang baik dan mumpunyai karenaketrampilan yang dimiliki akan menentukan baik buruknya hasil lasan.



B.         Saran

Pada kesempatan ini, izinkanlah saya untuk memberikan saran yang sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan di masa yang akan datang. Adapun sarannya adalah:

                                    i.         Pekerja Bengkel diharapkan lebih mengutamakan keselamatan kerja, sepertimempersiapkan alat ± alat pengaman yang digunakan sewaktu mengelas.

                                  ii.         Pelaksanaan tugas ini akan lebih terarah apabila disusun melalui suatu jadwal yangharus dikerjakan mahasiswa selama melaksanakan tugas praktek.


                                 iii.         Pekerja Bengkel agar dapat mempertahankan rasa tanggung jawab dalam menjalankansetiap pekerjaan yang dibebankan serta memberikan pelayanan yang terbaik demikepuasan pelanggan