Takbir
Takbiratul Ihram ---> ALLAAHU AKBAR (Allaah Maha Besar)
Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh
aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan
bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak
termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).
Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak
akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu,
dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Adapun
Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per
satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini
memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim
Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka
nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana
beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia
membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap
selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya.
Subhaanallaah.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.
Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Alhamdulillaah, Rabbil 'aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta 'alam)
Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin
(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)
Ihdina, asshiraathal, mustaqiim ---> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)
Shiraath, alladziina, an'am, ta 'alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka)
Ghayril maghduubi 'alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Ruku'
Lalu
ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir
dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala
mengucapkan yang itu :
1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
---> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
---> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau
berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati
lama berdirinya.
2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh) --> Riwayat Muslim
3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu,
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)
anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah
(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)
wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.
(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)
(HR. Ad-Dharuquthni)
Memperpanjang Ruku'
Diriwayatkan bahwa :
"Rasulullaah
Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya
dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama
lamanya."
(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I'tidal
Rasululullaah Sallaahu 'alayhi wa sallaam mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan,
"Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Maka
ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua
tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :
Sami'allaahu, li, man, hamida, hu
(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)
"Sesungguhnya
imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia
mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa
lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang
bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya
telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah
mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Maka mari kita baca :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)
Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :
mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah)
Sujud
Ketika
kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a
sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa
sallaam.
1. Subhaana, rabbiyal, a'laa
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur)
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.
2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)
3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh
(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)
Duduk antara dua Sujud
Ketika
kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya
Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh,
perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.
Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan :
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii
(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)
Dari
Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala
duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga
memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya
(Al-Bukhari dan Muslim).
Duduk At-Tasyaahud Awal
01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari
Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud
kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak
tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an
kepadaku : ---> (Mari dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita
lebih mudah untuk khusyuk)
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.
Assalaamu 'alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.
Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.
Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.
Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.
Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.
* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu 'alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.
02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.
Dari
Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada
kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau
mengucapkan :
Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)
--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.
Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat
Rasulullaah
saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud
pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada
umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan
shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar
mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.
Berikut kita ambil
sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad
Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad
Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Cara Mengucapkan Salam
Mari kita simak hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.
"Rasulullaah
saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya : Assalaamu 'alaykum
warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan
kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga
tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau
mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan
kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah),
sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri."
Perhatikanlah,
bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama)
lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang
kedua).
Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau
mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang
kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.
Alhamdulillaah,
Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka semoga kesebelas artikel
ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha
khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga
benar-benar memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk
menuangkannya dalam kata-kata, karena begitu nikmatnya shalat itu.
(SELESAI)
ini blog untuk para penggemar ICHI,,,, maka jangan sampe loe loe semua ketinggalan berita dari ICHI,,,, ok.... salam "ichinose" untuk para penggemar ichi,,,,
Selasa, 25 Oktober 2011
Senin, 24 Oktober 2011
DALIL DALIL
Dalil-dalil:
(1) Menurut hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
at-Tirmidzi: “Kunci (pembuka) shalat itu wudlu, permulaannya takbir dan
penghabisannya salam”. Dan hadis shahih dari Ibnu Majah yang dishahihkan
oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari hadis Abi Humaid Sa’idi bahwa
Rasulullah,
jika shalat ia menghadap ke Qiblat dan mengangkat
kedua belah tangannya dengan membaca “Allahu Akbar”. Dan menurut
hadis:”Bila kamu menjalankan shalat, takbirlah …” seterusnya hadis
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
(2) Menilik firman Allah:”Dan tidaklah mereka
diperintah melainkan supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas
kepadaNya daam menjalankan Agama”. (al-Bayyinah:6). Dan menurut
hadis:”Sesungguhnya (shahnya) amal itu tergantung kepada niyat.”
(Diriwayatkan oeh al-Bukhari dan Muslim)
(3) Menurut hadis Ibnu Umar bahwa Nab saw. Mengangkat
kedua tangannya selurus ahunya bila ia memulai shalat, bila takbir
hendak ruku’ dan bila mengangkat kepalanya dari ruku’ ia mengangkat
kedua tangannya juga dengan mengucapkan “Sami’alla-hu liman hamidah
rabbana- wa lakalhamd”. Dan tidak menjalankan demikian itu dalam
(hendak) sujud”. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim). Tersebut
dalam shahih Muslim dari Malik bin Huwarits, bahwa Rasulullah saw.
apabila takbir ia mengangkat kedua tangannya sampai sejajar pada
telinganya, begitu juga bila hendak ruku’, dan bila mengangkat kepalanya
dari ruku’ lalu mengucapkan:”Sami’alla-hu liman hamidah”, ia
mengerjakan dsemiian juga. Dan dalam hadis riwayat Abu Dawud dari Wail
dengan kalimat:” sehingga kedua tangannya itu selempang engan bahunya
serta ibu jarinya sejajar dengan telinganya”.(Tersebut dalam kitab Tah
juz II halaman 150)
(4) HR. Ibnu Khuzaimah dari Wail; HR. Abu Dawud dan
Nasa’i dari Wail (tersebut dlm kitab Fath juz II halaman 152); HR.
Bukhari dari Sahl bin Sa’ad.
(5) HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(6) HR. Muslim dari Ali r.a.
(7) QS. An-Nahl : 98. Dan menurut Hadits yang
diriwayatkan Abu Sa’id Khudzri sebagai yang tersebut dalam kitab
Muhadzdzab). Dan juga yang disebutkan Ibnul Mundzir dalam kitab Nailul
Authar juz II.
(8) HR. Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Siraj, Ibnu Hibban
dan lainnya dari Nu’aim Mujmir terdapat dalam kitab Al-Fath juz II
halaman 181
(9) HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit; HR. Ahmad, Daruquthni dan Baihaqi dari Ubadah; HR Ibnu Hibban
(10) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
(11) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah
(12) QS. Muhammad : 24 dan Al-Muzammil : 5
(13) idem no. 3
(14) QS. Al-Hajj : 77 dan HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(15) HR. Bukhari-Muslim dasri Abu Hurairah
(16) HR. Bukhari dari Abu Humaid sa’idi r.a. dalam kitab shahihnya
(17) HR. Mutaffaq ‘alaih dari ‘Aisyah r.a.
(18) HR. Imam Lima dari Hudzaifah yang dishahihkan
Tirmidzi dan HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i dari ‘Aisyah yang
lain, yang terdapat dalam kitab Naiulu Authar juz 2
(19) idem no. 14
(20) idem no. 15
(21) idem no. 14
(22) idem no. 15
(23) HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Abbas; HR. Imam
lima kecuali Ahmad dalam kitab Naiulul Authar dan Hadits dari Abu
Hurairah yang tersebut dalam kitab Taisirul Wushul
(24) idem no. 16; HR. Bukhari-Muslim dari Abdulah bin Malik dan HR Muslim dalam shahihnya
(25) idem no. 17
(26) idem no. 18
(27) HR. Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas dalam Nailul Authar
(28) idem no. 14, 17 dan 18
(29) HR. Bukhari dari Malik bin Huwairits
(30) idem no. 14
(31) idem no. 16 dan HR. Muslim dari Ibnu Umar
(32) idem no. 16
(33) HR. Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Mas’ud dan
HR. Ibnu Khuzaimah dari Abdulah bin Mas’ud dalam kitab Fath juz II
halaman 200
(34) Hadits dari Ka’ab bin ‘Ujarah dalam kitab ak-Um
juz I halaman 102 dan Hadits Sa’id bin Mansur dan Abu Bakar bin Abi
Syaibah dalam kitab Fath juz II halaman 218
(35) HR. Ahmad dan Nasa’i dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Nailul Autahar dan hadits dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Taisirul Wusul
(36) HR. Bukhari dari Nafi’ dan HR Abu dawud yang dishahihkan Bukhari sebagaimana terdapat dalam kitab Fth jjuz II halaman 151
(37) idem no. 14 dan idem no. 30
(38) HR. Muslim dari Abu Hurairah
(39) idem no. 1 dan HR Muslim dari Sa’ad
(40) HR. Abu Dawud dari Wa’il bin Hujur sebagaimana terdapat dalam Kitab Bulughul Maram
(41) idem no. 38, 1 dan 40
(42) Tidak ada hadits tentang perbedaan pria dan
wanita dalam shalat. Memang ada hadits yang menyuruh wanita merapatkan
setengah anggota badannya kepada lainnya dalam shalat sebagaimana hadits
Abu Dawud dan Zaid bin abi Habib, hanya saja hadits ini mursal
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Subulussalam juz peratama.
Selasa, 18 Oktober 2011
Rambut itu ibarat mahkota bagi wanita. Setiap wanita pasti ingin
mempunyai rambut yang indah. Namun karena perawatan yang salah malah
bisa mengakibatkan kerusakan rambut. Berbagai masalah rambut seperti
ketombe, rambut rontok, rambut kaku, rambut kusut, rambut bercabang,
serta beberapa masalah rambut lainnya bisa diatasi dengan cara merawat
rambut yang benar.
jadi loe loe pade wajib tau tips merawat rambut yang benar,,,,,ok,,
Assyyiiikk,,,,, ^_^
Berikut ini adalah beberapa tips cara merawat rambut yang benar berdasarkan jenis rambut kita :
1. Rambut berminyak
Gunakan shampoo dan conditioner yang ringan. Jangan menyisir rambut terlalu sering. Jangan pula memegang rambut terlalu sering karena akan membuat rambut jadi mudah kotor. Jenis sisir yang kita gunakan adalah sisir dengan gigi yang jarang. Hindari penggunaan sisir yang rapat ataupun sisir yang berbentuk sikat.
2. Rambut kering dan rusak
Gunakan conditioner yang mengandung pelembab. Hindari proses pewarnaan dan pengeritingan. Pada saat keramas, pijat dan gosok kulit kepala dengan lembut
3. Rambut kombinasi (kulit kepala berminyak tetapi kondisi ujung rambut kering)
Gunakan shampoo hanya kulit kepala dan conditioner hanya pada ujung rambut. Untuk menghindari ujung rambut bercabang, lakukan pengguntingan ujung rambut setiap 6 minggu. Selain itu, gunakan sisir bergigi jarang dan hindari sisir yang berbentuk sikat.
4. Rambut rontok
hindari menyisir terlalu keras serta jangan terlalu sering mencuci rambut
5. Rambut dengan ketombe
Gunakan shampoo anti ketombe sesering mungkin dan segera hentikan saat ketombe mulai berkurang. Hindari menggaruk kulit kepala untuk mencegah infeksi. Segera konsultasi ke dokter apabila setelah pemakaian shampoo anti ketombe dalam 2 minggu tidak ada perubahan atau bahkan kulit kepala malah terasa sakit, gatal, atau meradang
Selain melakukan perawat sesuai degan jenis rambut seperti diatas, kita juga harus menjaga asupan gizi makanan yang kita konsumsi. Selain itu bila kita merasa rambut kita kurang sehat, kita bisa memotong pendek rambut kita sambil melakukan perawatan sampai rambut kita pulih kembali.
selamat mencoba kawan,,,semoga lancar,,,, ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)