Selasa, 25 Oktober 2011

TATA CARA SHOLAT

Takbir

Takbiratul Ihram ---> ALLAAHU AKBAR (Allaah Maha Besar)



Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.
(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).

Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)

Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil 'aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.
(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)



Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit, maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya. Subhaanallaah.

Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.

Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)
(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Alhamdulillaah, Rabbil 'aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta 'alam)

Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)

Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)

Iyyaaka, na'budu, wa iyyaaka, nasta'iin
(KepadaMulah, kami menyembah, dan kepadaMulah, kami mohon pertolongan)

Ihdina, asshiraathal, mustaqiim ---> berharaplah dengan penuh harap ketika membacanya.
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an'am, ta 'alayhim
(Jalan, yang, telah Engkau beri ni'mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi 'alaihim, wa laddhaaaalliiin.
(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)



Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.

Ruku'

Lalu ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang itu :

1. Subhaana, rabbiyal, 'adzhiimi.
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
---> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
---> kadangkala juga beliau membacanya berulang-ulang lebih banyak dari tiga kali, dan sesekali beliau
berlebihan dalam mengulanginya ketika shalat lail (malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati
lama berdirinya.

2. Subbuuhun, qudduus, rabbul malaaikati, warruuh.
(Maha Suci Engkau ya Allaah, Pemberi berkah, Tuhan malaikat, dan ruh) --> Riwayat Muslim

3. Allaahumma, laka raka'at, wa aamantu, wa laka aslamtu,
(Yaa Allaah, kepadaMu, kuserahkan ruku'ku, kepadaMu aku beriman, kepadaMu aku Islam (menyerahkan diri).)
anta rabbiiy, khasa'a laka sam'iiy, wa bashariy, wa mukhyii, wa 'adzhomii, wa fii riwaayah
(Engkau Tuhanku, KepadaMulah pendengaran, penglihatan, otak, tulang, dan syarafku tunduk)
wa mastaqallat bihi, qadamii, lillaah, rabbil 'aalamiin.
(Dan apa yang dibawa kakiku, kuserahkan, kepada Allaah, Tuhan semesta alam)
(HR. Ad-Dharuquthni)



Memperpanjang Ruku'
Diriwayatkan bahwa :

"Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam, menjadikan ruku'nya, dan bangkitnya dari ruku', sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya."

(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)



I'tidal
Rasululullaah Sallaahu 'alayhi wa sallaam mengangkat punggungnya dari ruku' sambil mengucapkan,
"Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Maka ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :

Sami'allaahu, li, man, hamida, hu
(Mudah-mudahan mendengar Allah, kepada, sesiapa yang, memuji, Nya)



"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa lakal hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Maka mari kita baca :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Yaa Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)

Kadangkala lafadzh diatas beliau tambahkan seperti :
mil assamaawaati, wa mil al ardhi, wa mil a maa shikta, min shai in, ba'du
(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu 'Uwanah)



Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.

1. Subhaana, rabbiyal, a'laa
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur)
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.

2. Subhaana, rabbiyal, a'laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

3. Subbuuhun, qudduusun, rabbul malaaikati, warruuh
(Maha Suci, Pemberi Berkat, Tuhan malaikat, dan ruh)



Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.

Di dalam duduk ini, Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam mengucapkan :
Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii
(Ya Allaah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)

Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).



Duduk At-Tasyaahud Awal
01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : ---> (Mari dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)

Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.

Assalaamu 'alayka * , ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allaah, dan berkatNya.

Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh.

Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.

Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.
Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.

* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu 'alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.

02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-Nasa'i.
Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan :

Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)
--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.



Bacaan shalawat Nabi di akhir shalat
Rasulullaah saw. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari'atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.

Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.

Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, shallayta, 'alaa ibrahiim, wa 'alaa, aali ibraahiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Allaahumma, baarik, 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad

Kamaa, baarakta, 'ala ibraahiim, wa 'alaa, aali ibraahiiim.
Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim.

Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.



Cara Mengucapkan Salam
Mari kita simak hadits berikut, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i, dan Tirmidzi serta dishahihkan olehnya.

"Rasulullaah saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya : Assalaamu 'alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya), sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri."

Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua).

Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.

Alhamdulillaah, Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka semoga kesebelas artikel ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga benar-benar memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk menuangkannya dalam kata-kata, karena begitu nikmatnya shalat itu. (SELESAI)

Senin, 24 Oktober 2011

DALIL DALIL

Dalil-dalil:

(1) Menurut hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi: “Kunci (pembuka) shalat itu wudlu, permulaannya takbir dan penghabisannya salam”. Dan hadis shahih dari Ibnu Majah yang dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari hadis Abi Humaid Sa’idi bahwa Rasulullah,
jika shalat ia menghadap ke Qiblat dan mengangkat kedua belah tangannya dengan membaca “Allahu Akbar”. Dan menurut hadis:”Bila kamu menjalankan shalat, takbirlah …” seterusnya hadis (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
(2)  Menilik firman Allah:”Dan tidaklah mereka diperintah melainkan supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas kepadaNya daam menjalankan Agama”. (al-Bayyinah:6). Dan menurut hadis:”Sesungguhnya (shahnya) amal itu tergantung kepada niyat.” (Diriwayatkan oeh al-Bukhari dan Muslim)
(3) Menurut hadis Ibnu Umar bahwa Nab saw. Mengangkat kedua tangannya selurus ahunya bila ia memulai shalat, bila takbir hendak ruku’ dan bila mengangkat kepalanya dari ruku’ ia mengangkat kedua tangannya juga dengan mengucapkan “Sami’alla-hu liman hamidah rabbana- wa lakalhamd”. Dan tidak menjalankan demikian itu dalam (hendak) sujud”. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim). Tersebut dalam shahih Muslim dari Malik bin Huwarits, bahwa Rasulullah saw. apabila takbir ia mengangkat kedua tangannya sampai sejajar pada telinganya, begitu juga bila hendak ruku’, dan bila mengangkat kepalanya dari ruku’ lalu mengucapkan:”Sami’alla-hu liman hamidah”, ia mengerjakan dsemiian juga. Dan dalam hadis riwayat Abu Dawud dari Wail dengan kalimat:” sehingga kedua tangannya itu selempang engan bahunya serta ibu jarinya sejajar dengan telinganya”.(Tersebut dalam kitab Tah juz II halaman 150)
(4) HR. Ibnu Khuzaimah dari Wail; HR. Abu Dawud dan Nasa’i dari Wail (tersebut dlm kitab Fath juz II halaman 152); HR. Bukhari dari Sahl bin Sa’ad.
(5) HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(6) HR. Muslim dari Ali r.a.
(7) QS. An-Nahl : 98. Dan menurut Hadits yang diriwayatkan  Abu Sa’id Khudzri sebagai yang tersebut dalam kitab Muhadzdzab). Dan juga yang disebutkan Ibnul Mundzir dalam kitab Nailul Authar juz II.
(8) HR.   Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Siraj, Ibnu Hibban dan lainnya dari Nu’aim Mujmir terdapat dalam kitab Al-Fath juz II halaman 181
(9) HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit; HR. Ahmad, Daruquthni dan Baihaqi dari Ubadah; HR Ibnu Hibban
(10) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
(11) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah
(12) QS. Muhammad : 24 dan Al-Muzammil : 5
(13) idem no. 3
(14) QS. Al-Hajj : 77 dan HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(15) HR. Bukhari-Muslim dasri Abu Hurairah
(16) HR. Bukhari dari Abu Humaid sa’idi r.a. dalam kitab shahihnya
(17) HR. Mutaffaq ‘alaih dari ‘Aisyah r.a.
(18) HR. Imam Lima dari Hudzaifah yang dishahihkan Tirmidzi dan HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i dari ‘Aisyah yang lain, yang terdapat dalam kitab Naiulu Authar juz 2
(19) idem no. 14
(20) idem no. 15
(21) idem no. 14
(22) idem no. 15
(23) HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Abbas; HR. Imam lima kecuali Ahmad dalam kitab Naiulul Authar dan Hadits dari Abu Hurairah yang tersebut dalam kitab Taisirul Wushul
(24) idem no. 16; HR. Bukhari-Muslim dari Abdulah bin Malik dan HR Muslim dalam shahihnya
(25) idem no. 17
(26) idem no. 18
(27) HR. Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas dalam Nailul Authar
(28) idem no. 14, 17 dan 18
(29) HR. Bukhari dari Malik bin Huwairits
(30) idem no. 14
(31) idem no. 16 dan HR. Muslim dari Ibnu Umar
(32) idem no. 16
(33) HR. Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Mas’ud dan HR. Ibnu Khuzaimah dari Abdulah bin Mas’ud dalam kitab Fath juz II halaman 200
(34) Hadits dari Ka’ab bin ‘Ujarah dalam kitab ak-Um juz I halaman 102 dan Hadits Sa’id bin Mansur dan Abu Bakar bin Abi Syaibah dalam kitab Fath juz II halaman 218
(35) HR. Ahmad dan Nasa’i dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Nailul Autahar dan hadits dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Taisirul Wusul
(36) HR. Bukhari dari Nafi’ dan HR Abu dawud yang dishahihkan Bukhari sebagaimana terdapat dalam kitab Fth jjuz II halaman 151
(37) idem no. 14 dan idem no. 30
(38) HR. Muslim dari Abu Hurairah
(39) idem no. 1 dan HR Muslim dari Sa’ad
(40) HR. Abu Dawud dari Wa’il bin Hujur sebagaimana terdapat dalam Kitab Bulughul Maram
(41) idem no. 38, 1 dan 40
(42) Tidak ada hadits tentang perbedaan pria dan wanita dalam shalat. Memang ada hadits yang menyuruh wanita merapatkan setengah anggota badannya kepada lainnya dalam shalat sebagaimana hadits Abu Dawud dan Zaid bin abi Habib, hanya saja hadits ini mursal sebagaimana yang terdapat dalam kitab Subulussalam juz peratama.

Selasa, 18 Oktober 2011


Rambut itu ibarat mahkota bagi wanita. Setiap wanita pasti ingin mempunyai rambut yang indah. Namun karena perawatan yang salah malah bisa mengakibatkan kerusakan rambut. Berbagai masalah rambut seperti ketombe, rambut rontok, rambut kaku, rambut kusut, rambut bercabang, serta beberapa masalah rambut lainnya bisa diatasi dengan cara merawat rambut yang benar.

jadi loe loe pade wajib tau tips merawat rambut yang benar,,,,,ok,,
Assyyiiikk,,,,, ^_^

Berikut ini adalah beberapa tips cara merawat rambut yang benar berdasarkan jenis rambut kita :

1. Rambut berminyak
Gunakan shampoo dan conditioner yang ringan. Jangan menyisir rambut terlalu sering. Jangan pula memegang rambut terlalu sering karena akan membuat rambut jadi mudah kotor. Jenis sisir yang kita gunakan adalah sisir dengan gigi yang jarang. Hindari penggunaan sisir yang rapat ataupun sisir yang berbentuk sikat.

2. Rambut kering dan rusak
Gunakan conditioner yang mengandung pelembab. Hindari proses pewarnaan dan pengeritingan. Pada saat keramas, pijat dan gosok kulit kepala dengan lembut

3. Rambut kombinasi (kulit kepala berminyak tetapi kondisi ujung rambut kering)
Gunakan shampoo hanya kulit kepala dan conditioner hanya pada ujung rambut. Untuk menghindari ujung rambut bercabang, lakukan pengguntingan ujung rambut setiap 6 minggu. Selain itu, gunakan sisir bergigi jarang dan hindari sisir yang berbentuk sikat.

4. Rambut rontok
hindari menyisir terlalu keras serta jangan terlalu sering mencuci rambut

5. Rambut dengan ketombe
Gunakan shampoo anti ketombe sesering mungkin dan segera hentikan saat ketombe mulai berkurang. Hindari menggaruk kulit kepala untuk mencegah infeksi. Segera konsultasi ke dokter apabila setelah pemakaian shampoo anti ketombe dalam 2 minggu tidak ada perubahan atau bahkan kulit kepala malah terasa sakit, gatal, atau meradang


Selain melakukan perawat sesuai degan jenis rambut seperti diatas, kita juga harus menjaga asupan gizi makanan yang kita konsumsi. Selain itu bila kita merasa rambut kita kurang sehat, kita bisa memotong pendek rambut kita sambil melakukan perawatan sampai rambut kita pulih kembali.

selamat mencoba kawan,,,semoga lancar,,,, ^_^